CERPEN : KAWAH MERAPI DEMPO


         
        Ini merupakan pengalaman pertamaku untuk mendaki ke puncak gunung yang benar-benar gunung. Sebelumnya aku memang pernah naik bukit di daerahku yaitu Bukit Jempol terletak di  Kabupaten Lahat-Sumatera Selatan. Satu minggu sebelum pendakian dimulai, berbagai persiapan pun dilakukan. Mulai dari mengumpulkan alat-alat untuk kebutuhan kelompok, menyiapkan berbagai kebutuhan pribadi, hingga olahraga bersama agar tubuh lebih siap untuk berjalan sampai ke puncak Gunung Dempo. Gunung Dempo merupakan gunung alam pertama yang aku daki di dunia yang fana ini. Gunung dengan ketinggian 3159 mdpl terletak di perbatasan provinsi Sumatera Selatan dan provinsi Bengkulu tepatnya di kota dingin penghasil kopi robusta yang terkenal enak, yaitu Kota Pagaralam. Gunung Dempo terletak di kota Pagaralam, dengan jarak tempuh darat sekitar 7 jam dari Palembang, ibu kota provinsi Sumatera Selatan.

Gunung Dempo mempunyai ke unikan dan kemegaham alam tersendiri, dimana di lereng gunung Dempo terdapat hamparan perkebunan Teh dan Kopi serta kawah Merapi yang terletak di puncak gunung dempo, ini membuatku termotivasi untuk mendaki Gunung Dempo. Saat memulai perjalanan, kamu akan melewati perkebunan teh yang terbentang luas, udara di sana sangat sejuk atau dingin, selanjutnya kamu akan sampai di pintu rimba, mulai memasuki hutan gunung Dempo. Hutan di gunung Dempo ini tidak berbeda jauh dengan hutan di gunung Pangrango, khas hutan hujan tropis, rimbun dan memiliki udara yang lembab.
Bersama 7 temanku yang semuanya adalah laki-laki dan biasa kami menyebutnya “Ashabul Qohwa”, disinilah keseruan pendakian gunung pertamaku dimulai. Berangkat sabtu pagi setelah shalat Subuh dari tempat kami tinggal yang terletak di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. kami berangkat menuju Gunung Dempo menggunakan mobil pribadi. Pukul 11.25 Menit barulah aku dan teman-temanku sampai di basecamp yang terletak di kampung IV. Karena ini merupakan kali pertamaku dalam mendaki gunung, aku mendapat keringanan untuk membawa daypack yang berisi peralatan pribadi, sleeping bag sendiri, dan snack untuk dikonsumsi saat dijalan. Tenda dan logistik lainnya dibawa oleh 2 Temanku dan 4 temanku yang tangguh yang sudah berulang kali naik turun gunung.
Dan, karena ke-sok-tahuanku, ternyata sepatu yang akan digunakan untuk mendaki tergolong kurang cocok. Saya menggunakan boots berbahan kulit dari brodo yang katanya akan membuat saya cepat lelah karena bobotnya yang cukup berat. Setelah semua berkumpul di Basecamp kampung IV. Sebelum memulai pendakian Okoy dan Randi  terlebih dahulu menemui sesepuh atau juru kunci Gunung Dempo dan melakukan pendaftaran serta keperluan administrasi. Pukul 13.30 siang, mulai berangkat untuk pendakian ke Gunung Dempo.
Perjalanan pendakian di mulai dari Pintu Rimba menuju ke Shelter 1, jalur pendakian didominasi dengan medan yang cukup sempit hingga memasuki kawasan hutan. Setelah sampai di Shelter 1, aku dan teman-temanku mulai menuju ke shelter 2, disini jalurnya mulai menantangku. Pendakian menuju Shelter 2 sudah mulai menanjak, tanjakannya tidak banyak berubah, masih mampu menggetarkan dengkul dan membuat jantungku berdebar keras dan melewati hutan yang sangat rapat dengan pepohonannya. Medannya mulai sangat terjal dan licin sehingga aku dan teman-temanku harus ekstra hati-hati dan tetap waspada agar tidak tergelincir.
Setelah beberapa jam pendakian akhirnya kami sampai di lokasi shelter 2 dan beristrihat sejenak. Di sekitar lokasi shelter 2 terdapat mata air yang bisa digunakan untuk minum. Dengan spontan aku mengambil wadah air yang sudah kosong selama pendakian untuk diisi ulang. Aku pun memanggail Raka.” Raka ..., tolong bawakan wada air yang sudah kosong.”  pintaku kepadanya sambil menuju ke sumber mata air.
Setelah 20 menit Aku dan teman-temanku beristirahat, kami kembali melanjutkan pendakian menuju Puncak Gunung Dempo. Pendakian pun terus menanjak dengan melawati hutan-hutan, hawa sejuk pegunungan mulai terasa menyegarkan tubuhku yang mulai lelah dengan tanjakan-tanjakan yang dilalui. Setalah 4 jam di perjalan, aku dan teman-temanku sampai di Puncak Gunung Dempo dan langsung menuju Pelataran. Di lokasi ini lah para pendaki mendirikan tenda untuk beristirahat. Ternyata sudah banyak sekali tenda-tenda para pendaki yang sudah terpasang, kami pun mencari tempat untuk mendirikan tenda. Disekitar pelataran terdapat sumber mata air alami Telaga Putri.
            Aku dan teman-temanku serta para pendaki lainya menghabiskan malam pergantian tahun di puncak Gunung Dempo. Setiap akhir tahun gunung Dempo tidak pernah sepi dari jamaham manusia, entah itu penduduk lokal maupun penduduk luar. Para pendaki yang ingin menghabiskan pergantian tahun di puncak gunung Dempo dan melihat kawah merapi yang mempesona berwarna biru, hijau tosca dan abu-abu. Konon menurut sesepuh gunung Dempo jika belum melihat kawah dengan warna hijau tosca maka harus kembali lagi ke Dempo. Karena warna hijau tosca merupakan hadia terindah dari Gunung Dempo .  
            Keesok harinnya sebelum kami turun dari Gunung Dempo kami menyempatkan untuk melihat Kawah Merapi sekitar 30 menit dari Pelataran. Disana aku melihat keindahan fatamorgana alam yang dihiasi oleh terbitnya matahari dari ufuk timur dan pesona kawah merapi. Aku dan teman-temanku tidak lupa untuk  mengabadikan memont-moment saat di puncak gunung Dempo dan ini adalah pengalaman pertamaku menaklukan pendakian gunung dalam hidupku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Elemen-elemen dakwah

PUISI : Rindu Rumah

CERPEN : SEMANGKOK BAKSO