Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

CERPEN : Gerobak Tua

Gambar
google I bu adalah orang yang pertama kali mencintai kita apa adanya. Bahkan sejak di dalam kandungan pun, ia adalah orang pertama yang tulus menyayangi dan rela mengorbankan jiwa raganya agar anaknya tetap sehat dan selamat sampai nantinya lahir ke dunia. Setelah anaknya lahir, kasih sayang ibu pun bertambah dimulai dari erangan tangis ketika melihat kita keluar dari rahimnya. Ibu terlihat sangat bahagia seakan-akan ia telah melupakan rasa sakitnya ketika berjuang melawan maut demi melahirkan kita. Seorang ibu tidak pernah menginginkan hadiah mewah dari anaknya. Bahagianya sang ibu datang dari hal-hal sederhana. Asal anaknya selalu menuruti nasihat dan membalas perlakuannya dengan baik, ia sudah senang. Kesenangan ini kadang tidak terlihat langsung di wajahnya, tetapi terukir dengan indah di hatinya. Saat ia sedih pun, jarang langsung ia tunjukkan pada anak-anaknya. Seolah-olah ia selalu terlihat bahagia, padahal siapa yang tahu apa yang ia rasakan sebenarnya. Yang jela

CERPEN : Hei Mimpi, Aku Kepadamu

Hari ini memang sangat cerah sekali. Aku terbangun dari mimpi malamku yang entah apa mimpinya. Aku lupa akan hal itu. Kepalaku nyut-nyutan sekali karena semalam aku bergadang untuk menyelesaikan deadline sejuta mimpiku. Ditambah lagi aku masuk angin karena terlalu sering bergadang. Tetapi, itu tidak apa-apa. Selama aku bisa bernafas dan menginjakkan kaki di bumi ini, maka aku tidak segan untuk terus maju dan berkarya hingga akhir hayatku. Aah! Sekarang tambah berdenyut kepalaku. Ibu berteriak menyuruhku segera bangun dari tempat tidurku. Padahal, aku sudah melaksanakan kewajibanku seorang muslim, yaitu sholat shubuh. Aku hanya butuh waktu sebentar untuk berbenahkan diri di atas kasurku yang empuk dan nyaman ini. Teriakkan ibu ku yang ke-3 kalinya, barulah aku bangun dan berdiri dengan kepala yang masih nyut-nyutan dan hati pun juga ikutan nyut-nyutan. Aku tahu alasan ibu ku berteriak. Tentu saja, itu untuk menyuruhku membersihkan rumah dari ujung ke ujung. Itulah salah satu ke

CERPEN : KAWAH MERAPI DEMPO

Gambar
                  Ini merupakan pengalaman pertamaku untuk mendaki ke puncak gunung yang benar-benar gunung. Sebelumnya aku memang pernah naik bukit di daerahku yaitu Bukit Jempol terletak di   Kabupaten Lahat-Sumatera Selatan. Satu minggu sebelum pendakian dimulai, berbagai persiapan pun dilakukan. Mulai dari mengumpulkan alat-alat untuk kebutuhan kelompok, menyiapkan berbagai kebutuhan pribadi, hingga olahraga bersama agar tubuh lebih siap untuk berjalan sampai ke puncak Gunung Dempo. Gunung Dempo merupakan gunung alam pertama yang aku daki di dunia yang fana ini. Gunung dengan ketinggian 3159 mdpl terletak di perbatasan provinsi Sumatera Selatan dan provinsi Bengkulu tepatnya di kota dingin penghasil kopi robusta yang terkenal enak, yaitu Kota Pagaralam. Gunung Dempo terletak di kota Pagaralam, dengan jarak tempuh darat sekitar 7 jam dari Palembang, ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Gunung Dempo mempunyai ke unikan dan kemegaham alam tersendiri, dimana di lereng gunung

MENULIS SEBAGAI MEDIA DAKWAH

     Jika kita tidak punya banyak waktu untuk terjun ke lapangan, jika kita tidak punya banyak harta untuk disedekahkan, maka kita masih punya sepasang mata untuk membaca dan jari-jari untuk menulis. Maka menulislah tentang kebaikan, menulislah untuk diniatkan bahwa tulisan yang ditulis adalah sebuah media untuk membuka hati orang pada kebaikan. Jika kita berhasil menyentuh dan memotivasi hati seseorang dengan kata-kata yang kita tulis, maka kita bisa dikatakan telah menjadikan kegitan menulis kita sebagai media dakwah. karena ada orang yang tidak bisa tersentuh dengan omongan, namun ada orang yang tersentuh dengan tulisan (kata-kata).       Jadi, menulis dapat dijadikan media untuk berdakwah. berdakwah melalui tulisan akan lebih afektif dan abadi. dakwah lewat tulisan ini sebetulnya sudah menjadi tradisi para ulama dan Intelektual Muslim. tradisi ini merupakan konsekuensil logis dari dorongan Islam yang sangat menekankan arti penting penguasaan ilmu dalam kehidupan. Ilmu-ilmu yang

PUISI : Rindu Rumah

Saat malam begitu sunyi dan sepi Hening pun mencengkram hati Tiba-tiba sesak rindu mendesak kalbu Rindu rumah isyaratkan ambigu Digubuk itu aku mengukir kenangan Bersama Kasih dan Cinta yang Tuhan anugerahkan Meski bukan istana yang menjulang tinggi Namun aku tenang dan Cinta akan rumahku Disana aku menemukan beribu kebahagian Kehangatan yang membalutku Aku senang aku bahagia Karena ada ibu dan bapak Sejauh apapun kaki melangkah Rindu selalu mendekatkan ku kepada rumah Jika suatu saat nanti aku kembali Akan ku tumpahkan kerinduan ini. Palembang, 01 Oktober 2019