SEJARAH ISRA MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW



Isra Mikraj (Arab:الإسراء والمعراج‎, al-’Isrā’ wal-Mi‘rāğ) adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam.

Pada suatu malam, Muhammad SAW sedang berada di rumah saudara sepupunya, Hindun Ummu Hani, putri Abi Thalib. Di rumah ini sering dilakuakan salat berjamaah keluarga Hasyim. Selesai salat bersama, Nabi Muhammad SAW di tawari oleh Hindun untuk menginap. Waktu Rasullullah menginap dan tidur sejenak di rumah hindun, Rasullullah terbangun dan pergi ke Ka’bah. Rasa kantuk menyerang lagi dan tertidur di dekat Hijr. Ketika itu lah ia dibangunkan jibril AS dan dituntun ke luar pintu masjidilharam. Bersama jibril, Muhammad SAW berangkat ke Baitulmakdis di Yarusalem. Sebelum berangkat jibril membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS. Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau saw, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail: “Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”. Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT. Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS. Kemudian  shalat, setelah menunaikan shalat mereka naik ke langit  sampai ke sidratulmuntaha, yang bisa diartikan sebagai tempat tertinggi di langit ketujuh dengan menggunakan buroq. Buroq adalah binatang lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.

Di dalam perjalan banyak peristiwa-peristawa penting yang terjadi.  ketika Nabi Muhammad turun di Thur Sina, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT, beliau pun shalat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan shalat disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: “Anda telah shalat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”.
Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: “Tidakkah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?” Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau SAW bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”, Jibril menjawab:” mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali. Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?”, “Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya”, jawab Jibril AS. Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan: “Bismillah, celakalah Firaun”, mendengar ini anak Firaun bertanya: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?”, Masyithoh menjawab: “Ya”. Kemudian dia mengancam akan memberitahukan hal ini kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada Raja yang Lalim itu, dia berkata: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?”, Masyithoh menjawab: “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah”. Mengetahui keteguhan iman Masyithoh, kemudian Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan suaminya, justru dia berkata: “Jika kamu hendak membinasakan kami, silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat”. Maka Firaun memerintahkan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air kemudian dipanasi, setelah betul-betul mendidih, dia memerintahkan agar mereka semua dilemparkan ke dalamnya, satu persatu mereka syahid, sekarang tinggal Masyithoh dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya, kemudian anak itu berkata: “Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar”, kemudian dilemparlah dia dan anaknya. Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat. Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya”. Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan: “Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah tidak memperdulikannya. Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya. Walhamdulillah. Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat” dan banyak lagi peristiwa penting yang tidak dapat saya tulis. Malam itu juga Muhammad SAW sudah kembali lagi ke Ka’bah.

Sebelum fajar, Rasulullah SAW  sudah membangunkan orang-orang yang menginap dirumah  ummu Hani. Sesudah shalat subuh berjamaah, Rasulullah SAW bercerita kepada Ummu Hani bahwa sudah shalat akhir bersamanya, ia pergi ke Baitulmakdis dan bersembahyang disana. Ummu Hani menyarankan Rasulullah agar tidak menceritakan hal itu kepada orang lain, karena merakan akan mencibir dan semakin mengganggunya lagi. Akan tetapi Rasulullah menolak saran dari Ummu Hani dan segera pergi ke masjidilharam untuk menceritakan peristiwa isra mi’raj kepada penduduk mekkah. Tentu saja masyarakat mekkah tidak dapat percaya begitu saja. Mereka paham benar bahwa kafilah yang berangkat dari mekkah ke suriah membutuhkan waktu 2 bulan perjalanan pergi-pulang. Sementara Muhammad SAW mengaku telah menempuh perjalan tersebut hanya dalam waktu semalam. Sekelompok orang pergi mendatangi Abu Bakar untuk menanyakan sikapnya terhadap berita tersebut. Abu Bakar mempercayai kebenaran berita tersebut. Oleh sebab itulah Nabi SAW memberinya gelar “as-sidiq”  yang berarti “ saksi benar orang yang beriman”.

Mereka yang mendengarkan cerita Muhammad SAW mengajukan berbagai pertanyaan untuk menguji kebenaran berita tersebut. Nabi Muhammad SAW berusaha untuk menyakinkan  mereka dengan meramalkan waktu kedatangan beberapa kilafah yang sedang berada di perjalanan menuju mekkah. Ternyata kafilah tersebut datang sesuai dengan perkiraan waktu yang disebutkan Nabi Muhammad SAW. Kepada mereka yang berada di masjidilharam, Rasulullah hanya bercerita tentang perjalanannya ke yarusalem; kepada Abu Bakar dan para sahabat, ia menceritakan pengalamannya sampai ke langit ke tujuh.

Peristiwa inilah yang kemudian di sebut isra mi’raj. Isra adalah tindakan tuhan memperjalankan Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Masjidilharam di mekkah ke masjidilaksa di yarusalem, palsetina. Adapun mikraj adalah perjalan Nabi Muhammad SAW naik ke langit tertinggi untuk menghadap Allah SWT  di Sidratulmuntaha. Isra Mi’raj merupakan peristiwa luar biasa yang dikaruniakan Allah kapada hamba-Nya, suatu kehormatan yang hanya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Menurut Ibrahim Abdul Fattah al-Matnawi, peristiwa ini terjadi  pada 27 Rajab tahun 2 sebelim Hijrah . sedangkan menurut Ibnu Syuhab berpendapat bahwa isra mi’raj terjadi rabiulawal, tanggal 12 atau 17. Pendapat terakhir ini dikutipnya  dari karya Muhammad bin sa’ad, salah seorang  sejarawan awal Islam, yang berjudul at-Tabaqat al kubra (buku tentang kumpulan biografi para sahabat Nabi SAW).

Ditulis oleh : Sutan D.  Al Murhif
 11 Maret 2021/27 Rajab 1442 H

Tulisan diatas pernah juga saya publikasikan beberapa tahun yang lalu.  semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua,  tulisan ini ditulis untuk mengenang peristiwa isra mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Elemen-elemen dakwah

PUISI : Rindu Rumah

CERPEN : SEMANGKOK BAKSO