Jangan Galau, Allah Bersama Kita!


By . Dhani al murhif

Apa Sich Galau Itu?

Istilah “Galau” tidak asing lagi dikalangan remaja atau orang Dewasa sekarang ini. Biasanya kata ini muncul di tweet, status facebook, PM Blackberry Messanger para remaja. Entah siapa yang pertama kali memperkenalkan kata ini, tapi yang pasti kata Galau ini sudah menyebar bagaikan virus yang begitu mudah menjangkiti setiap remaja sekarang. Galau sepertinya lagi ngetrend dan  sedang populer ya saat ini. Terutamanya, dikalangan remaja dan pelajar, namun apa sich galau itu? Setelah saya telusuri ada dua makna galau. Makna ini tidak berdasarkan kamus atau referensi, namun pada kelaziman saat seseorang menggunakan istilah galau. Yang pertama, saat orang mengatakan galau, saat dia sedang dalam kondisi membingungkan atau tidak menentu. Yang kedua, ada juga yang mengatakan galau saat sedang gundah (emosi sedih, gelisah, bimbang). Pada prakteknya, kedua hal tersebut biasa menyatu. Kebingungan bisa menyebabkan perasaan gundah.

Apa Penyebab Galau?

Jika kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, apalagi bagi dunia remaja, salah satu yang menjadikan seseorang galau saat diputusin pacar. Atau hal-hal lain yang membuat dia kecewa, kemudian dia menjadi bingung, kemudian dia menjadi galau.
Namun tahukah Anda, bahwa peristiwa yang mengecewakan bukanlah penyebab galau. Itu hanya pemicu. Sebenarnya penyebab galau itu adalah lebay terhadap urusan-urusan sepele dan dia melupakan urusan yang lebih besar. Dia tidak punya (atau melupakan) orientasi hidup yang jelas. Inilah yang menyebabkan dia menjadi mudah galau. Sedikit-sedikit galau.
Apakah diputusin pacar itu masalah kecil?
Ya, bahkan saya mengatakan bukan masalah sama sekali. Anda tidak perlu diputusin pacar karena Anda tidak perlu pacaran. Tidak ada perintah pacaran dalam Islam. Justru, larangan mendekati zinah jelas ada. Lalu kenapa harus galau karena hanya diputusin pacar?
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.  (QS. Al Israa':32)
Penyatuan antara laki-laki dan perempuan yang syah dalam Islam hanya pernikahan. Khitbah (lamaran) juga belum syah. Apalagi hanya sekedar pacaran. Jika penyebab galau itu dari pacaran, berhentilah pacaran, fokuskan pada aktivitas bermanfaat dunia akhirat. Galau itu akan hilang dengan sendirinya.

Bahaya Galau Jika Dibiarkan?

Apakah galau itu bahaya? Ya, ada efek negatif jika galau terus dibiarkan atau hidup penuh dengan kegalauan.

Hidup Ini Singkat

Hidup ini singkat, mengapa harus diisi dengan kegalauan? Waktu tidak akan pernah kembali meski sedetik pun. Sungguh sayang, jika kita habiskan hanya untuk bergalau ria. Merenung, sedih, gelisah tanpa mengisi hidup ini dengan hal yang berarti. Apa jadinya jika hidup hanya disini dengan melamun, dengan meratapi kesedihan, dan dengan kebingungan.
Bukahkah Allah Subhaanahu wa ta’ala memerintahkan kita mempersiapkan diri untuk hari esok?
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr:18)
Kecuali galau itu sebuah amal shaleh, maka jika hidup dihabiskan untuk galau, kita akan menjadi manusia merugi.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al ‘Ashr).
Jadi jangan isi hidup dengan banyak kegalauan. Ada hal besar yang harus kita persiapkan demi masa depan kita. Demi hari esok, semua di akhirat kita. Galau itu tiada artinya. :)

Jangan Biarkan Energi Terkikis

Galau itu adalah emosi negatif. Salah satu karakter emosi negatif juga selalu mengikis energi kita. Padahal banyak pekerjaan penting yang harus kita jalani. Belajar bagi pelajar, bekerja bagi pekerja, dan berbisnis bagi pebisnis dan juga beribadah, dakwah, dan jihad. Semuanya membutuhkan energi besar. Jika energi sudah terkikis oleh energi negatif, maka energi untuk hal positif menjadi berkurang dan tidak akan memberikan hasil yang optimal.
Anda tidak akan meraih prestasi yang hebat jika waktu Anda banyak digunakan untuk galau.

Galau Itu Wajar, Asal Tidak Lebay

Perasaan galau memang wajar menghinggapi manusia. Setiap orang, mungkin dalam suatu waktu menghadapi kebingungannya yang menyebabkan galau. Itu wajar. Yang tidak wajar saat kita lebay: berlama-lama dan melebih-lebihkan kegalauan kita. Silahkan baca artikel lainnya: Laa Tusrifuu, Jangan Lebay!
Saat ini sudah sadar bahwa berlama-lama galau itu tidak baik. Untuk itu, saat kita dihinggapi galau, cepatlah diatasi. Bisa koq, jika Anda mau.  Caranya…..!!!!
Tips  anti  Galau, Inilah 4 Ayat Anti Galau!
Zaman sekarang berbagai masalah makin kompleks. Entah itu komplikasi dari masalah pribadi yang tak kunjung selesai, masalah hutang yang belum terbayar, PR Sekolah yang menumpuk, bingung karena ditinggal pergi oleh sang kekasih, ataupun masalah-masalah lain. Semuanya bisa membuat jiwa seseorang jadi kosong, lemah atau merana.
“Galau!!” merupakan sebuah kata-kata yang sedang naik daun, di mana kata-kata itu menandakan seseorang tengah dilanda rasa kegelisahan, kecemasan, serta kesedihan pada jiwanya. Tak hanya laku di facebook atau twitter saja, bahkan di media televisi pun orang-orang seakan-akan dicekoki dengan kata-kata “galau” tersebut.
Pada dasarnya, manusia adalah sesosok makhluk yang paling sering dilanda kecemasan. Ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau tidak siap dalam menghadapinya, tentu jiwa dan pikirannya akan menjadi guncang dan perkara tersebut sudahlah menjadi fitrah bagi setiap insan.
...Jangankan kita manusia biasa, bahkan Rasulullah pun pernah mengalami keadaan keadaan galau pada tahun ke-10 masa kenabiannya...
Jangankan kita sebagai manusia biasa, bahkan Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam pun pernah mengalami keadaan tersebut pada tahun ke-10 masa kenabiannya. Pada masa yang masyhur dengan ‘amul huzni (tahun duka cita) itu, beliau ditinggal wafat oleh pamannya, Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan wafatnya istri yang sangat beliau sayangi, Khadijah bintu Khuwailid.
Sahabat Abu Bakar, ketika sedang perjalanan hijrah bersama Rasulullah pun di saat berada di dalam gua Tsur merasa sangat cemas dan khawatir dari kejaran kaum Musyrikin dalam perburuan mereka terhadap Rasulullah. Hingga turunlah surat At-Taubah ayat 40 yang menjadi penenang mereka berdua dari rasa kegalauan dan kesedihan yang berada pada jiwa dan pikiran mereka.
Jangan Galau, Innallaha Ma’ana!
Masih ingat dalam buku La Tahzan (jangan Bersedih) karya Dr. Aidh Al-Qarni, di dalam Bukunya mengatakan “Di dalam sebuah kesedihan, kekalahan kita, bahkan terhinanya kita, ada sebuah hikmah yang selalu dapat kita petik. Tidak ada alasan untuk bersedih dan menyalahkan diri sendiri. Masih banyak orang lain yang tidak kita sadari mengalami cobaan yang lebih dari kita. Kita jauh dan jauh lebih beruntung dari orang lain di dunia ini. Karena itu jangan terus bersedih dan galau oleh masalah kita.  “Spirit, Smile and La Tahzan”.
Allah Ta’ala berfirman, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami” (QS. At Taubah: 40)
Ayat di atas mungkin dapat menjadikan kita agar lebih merenungi lagi terhadap setiap masalah apapun yang kita hadapi. Dalam setiap persoalan yang tak kunjung terselesaikan, maka hadapkanlah semua itu kepada Allah Ta’ala. Tak ada satupun manusia yang tak luput dari rasa sedih, tinggal bagaimana kita menghadapi kesedihan dan kegalauan tersebut.
...Allah telah memberikan solusi kepada manusia untuk mengatasi rasa galau yang sedang menghampiri jiwa...
Adakalanya, seseorang berada pada saat-saat yang menyenangkan, tetapi, ada pula kita akan berada pada posisi yang tidak kita harapkan. Semua itu sudah menjdai takdir yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk makhluk-makhluk Nya.
Tetapi, Allah Ta’ala juga telah memberikan solusi-solusi kepada manusia tentang bagaimana cara mengatasi rasa galau atau rasa sedih yang sedang menghampiri jiwa. Karena dengan stabilnya jiwa, tentu setiap orang akan mampu bergerak dalam perkara-perkara positif, sehingga dapat membuat langkah-langkahnya menjadi lebih bermanfaat, terutama bagi dirinya lalu untuk orang lain.
Berikut ini adalah kunci dalam mengatasi rasa galau;
1. Sabar
Kesabaran sangat diperlukan bagi kehidupan. Orang sabar selalu menjadi orang-orang pilihan untuk melihat kesuksesan.Hal pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menghadapi cobaan yang tiada henti adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena dengan kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang mendatanginya.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153). Selain menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat beratnya beban yang dihadapi.
Dengan perbanyak aktivitas maka sedikit waktu luang untuk kita untuk mengosongkan jiwa yang dapat menumbuhkan perasaan cemas, galau dan keresahan.
2. Adukanlah semua itu kepada Allah
Ketika seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari:
“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5).
...ketika keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka akan meringankan beban berat yang kita derita...
Mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan beban berat yang selama ini kita derita.
Rasulullah shalallahi alaihi wasallam ketika menghadapi berbagai persoalan pun, maka hal yang akan beliau lakukan adalah mengadu ujian tersebut kepada Allah Ta’ala. Karena hanya Allah lah tempat bergantung bagi setiap makhluk.
3. Positive thinking
Positive thinking perkataan yang sering kali kita dengar bahkan kita ucapkan. Mengapa kita diharuskan untuk selalu positive thingking? Karena apa yang kita pikirkan akan berdampak pada apa yang kita jalani dikehidupan kita sendiri. Jika kita selalu berpikir positif maka dampak yang kita terima baik dan banyak manfaatnya seperti semangat,selalu bersyukur dan tersenyum. Namun, jika pikiran kita negatif banyak dampak ruginya seperti stress, cemburu, patah semangat, muka cemberut dan lain sebagainya yang banyak ruginya. Berpikir positif adalah pilihan terbaik bagi setiap orang dalam setiap situasi. Berpikir positif akan berpihak pada apapun yang sifatnya positif dan hasilnya lebih baik. karena itu Positive thinking atau berpikir positif, perkara tersebut sangatlah membantu manusia dalam mengatasi rasa galau yang sedang menghinggapinya. Karena dengan berpikir positif, maka segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada pada dalam diri menjadi terobati karena adanya sikap bahwa segala yang kesusahan-kesusahan yang dihadapi, pastilah mempunyai jalan yang lebih baik yang sudah ditetapkan oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya;
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).
4. Dzikrullah (Mengingat Allah)
Orang yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala dalam segala hal yang dikerjakan. Tentunya akan menjadikan nilai positif bagi dirinya, terutama dalam jiwanya. Karena dengan mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri bisa perlahan-perlahan dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya.
...Bersabar, berpikir positif, ingat Allah dan mengadukan semua persoalan kepada-Nya adalah solusi segala persoalan...
Sebagaimana firman-Nya:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).
Berbeda dengan orang-orang yang lalai kepada Allah, yang di mana jiwa-jiwa mereka hanya terisi dengan rasa kegelisahan, galau, serta kecemasan semata. Tanpa ada sama sekali yang bisa menenangkan jiwa-Nya.
Tentunya, sesudah mengetahui tentang faktor-faktor yang dapat mengatasi persoalan galau, maka jadilah orang yang selalu dekat kepada Allah Ta’ala. Bersabar, berpikir positif, mengingat Allah, serta mengadukan semua persoalan kepada-Nya merupakan kunci dari segala persoalan yang sedang dihadapi. Maka dari itu, Janganlah galau, karena sesungguhnya Allah bersama kita.
“Bergerak mengukir sejarah, atau Diam menjadi Sampah.”

                                                                                                           

                                                                                                                        

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Elemen-elemen dakwah

PUISI : Rindu Rumah

CERPEN : SEMANGKOK BAKSO