Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Mengapa kita harus menulis?

Ada yg belum memulai sudah nyerah duluan.  Ada yg sudah mulai tapi nyerah di tengah jalan.  Ada yg naskah selesai tapi nyerah karena penolakan.  Ada yg berhasil terbit tapi tak lagi berkarya karena buku gagal di pasaran. Maka sebelum belajar teknis kepenulisan, hal terpenting menurut saya adalah bertanya pada diri, mengapa saya harus menulis. Jawaban atas pertanyaan itulah yg sangat menentukan keistiqomahan kita dalam menulis. Daya tahan kita dalam berkarya ditentukan oleh motivasi apa yg sedang kita perjuangkan dari karya yg kita buat. Dengan motivasi yg kuat, harapannya menulis bukan lagi menjadi kewajiban dan beban, tetapi sudah menjadi bagian dari hidup kita. Kita gak merasa wajib nulis, tapi merasa butuh nulis. Mengapa kita harus menulis? 1. Karena Hidup Harus Terus Belajar Belajar itu kewajiban kita, dari lahir sampai meninggal dunia. Orang yg puas dg ilmunya akan menjadi pribadi yg tidak berkembang. Pintar itu baik, tapi merasa pintar itu yg bahaya. Berilmu itu mulia, tapi meras

Menulis sebagai ladang Ibadah

Gambar
Menulis bagi saya adalah ladang Ibadah serta tempat berbagi Inspirasi dan cerita. Dengan menulis apa yang kita sampaikan lebih abadi dan akan terus ada. Menulis juga adalah sarana untuk meluapkan segala sesuatu yang ada di hati bagi yang tak bisa menyampaikan atau mengekspresikannya secara lisan.  Dalam sebuah perjalanan hidup, bagaimana kita memberikan pengaruh yang positif kepada orang lain walaupun satu kata saja. Saya  selalu berusaha memberikan pengaruh positif. Jika dilihat dari frekuensinya mungkin saya  belum maksimal dalam memberikan pengaruh kepada orang lain. Tapi yang lebih penting itu adalah vibrasi dari pengaruh itu sendiri. Vibrasi yang muncul adalah vibrasi kebaikan. Karena itulah saya menulis, supaya bisa tetap menjaga vibrasi positif dan menyebarkannya lewat duplikasi tulisan. Saya berusaha untuk tetap menulis yang baik-baik dan mudah-mudahan bisa menjadi ladang  pahala. Aaminn Yaa Rabb.